Labels
Klaim Asuransi Proyek Hambalang Diajukan Desember
Suasana bahan bangunan di kawasan proyek Pusat Pendidikan, Pengembangan, dan Sekolah Olah Raga Nasional, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu
PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) menyatakan klaim asuransi untuk ambruknya bangunan di proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat, sudah diajukan sejak Desember 2011. Pengajuan klaim asuransi ini tidak lama setelah tanah di area proyek pusat olahraga itu ambles sedalam 2-5 meter.
ASEI adalah perusahaan asuransi yang ditunjuk untuk menanggung risiko terhadap kemungkinan kegagalan dalam pembangunan proyek pusat olahraga di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Asuransi ASEI, Mahendra Sunaryo, mengatakan sedang menunggu hasil laporan dari jasa konsultan untuk mengetahui penyebab ambruknya bangunan di proyek Hambalang. Nilai uang pertanggungan asuransi proyek Hambalang itu disebutkan maksimal Rp 1 triliun.
ASEI sudah mengirimkan tim dari jasa konsultan untuk meneliti tiga hal. Pertama, mencari apa penyebab ambruknya dua bangunan di area proyek Hambalang. Kedua, menghitung besarnya kerugian dari peristiwa itu. Ketiga, perusahaan akan meneliti apakah bangunan yang ambruk itu masuk dalam tanggungan asuransi atau tidak.
“Hasil laporan dari jasa konsultan kami dijanjikan besok sudah selesai dan ada hasilnya. Besok baru bisa kami berikan informasi,” kata Mahendra.
Secara umum dalam ketentuan asuransi terutama asuransi bangunan, ada beberapa hal yang tidak bisa ditanggung oleh perusahaan asuransi. Salah satunya, apabila bangunan atau gedung ambruk karena kesalahan desain atau pondasi, dipastikan asuransi tidak bisa menanggung. Namun apabila ambruknya gedung pertama berimbas pada ambruknya gedung kedua, asuransi bisa saja menanggungnya karena dianggap bukan kesalahan kontraktor.
Mahendra tidak tahu persis kapan proyek Hambalang didaftarkan dalam asuransi ASEI. Asuransi didaftarkan biasanya saat proyek pembangunan dimulai. Dia menyebut, proyek Hambalang berjalan sejak Desember 2010 dan dijadwalkan rampung pada Desember 2012. Ini juga berarti proyek Hambalang sudah memenuhi kewajiban yang tertera dalam polis asuransi.
“Tapi klaim asuransi yang bisa kami bayarkan tergantung pada hasil laporan dari jasa konsultan kami soal besaran kerugian, penyebab, dan apakah masuk dalam tanggungan atau tidak,” ujarnya.
Dia tidak bisa menjamin bahwa klaim asuransi sebesar Rp 14 miliar bisa dibayarkan perusahaan seperti yang diutarakan oleh Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Kiswodharmawan. PT Adhi Karya adalah kontraktor utama proyek Hambalang bersama PT Wijaya Karya Tbk. Sebelumnya, perwakilan PT Adhi Karya dan Wijaya Karya mengklaim mengalami kerugian sebesar Rp 14 miliar akibat kejadian amblesnya tanah Hambalang tersebut.
“Belum tentu yang kami bayarkan sebesar itu. Tapi kami baru bisa sampaikan besarannya dari hasil laporan apakah bangunan yang ambruk memang ter-cover dalam polis atau tidak,” katanya.
Sejak awal proyek Hambalang di lahan seluas 31,2 hektare ini diduga diliputi banyak penyimpangan. Selain aroma korupsi yang melingkupinya, kondisi tanahnya yang labil sebenarnya tak cocok untuk konstruksi bangunan bertingkat. Proyek pusat olahraga ini akhirnya mengalami ambles 2-5 meter di zona tiga akibat hujan deras yang mengguyur kawasan itu. Akibatnya dua bangunan diatasnya ambruk, yakni lapangan indoor untuk bulutangkis dan pembangkit listrik.