Microsoft akan mengaktifkan software atau perangkat lunak anti bajakan dan palsu yang disebut Software Asset Management (SAM).
License Complience Manager Microsoft Indonesia, Anti Suryaman,
mengatakan SAM sebenarnya sudah ada dalam program Window Visata dan XP,
tapi belum diaktifkan. Upaya ini untuk menekan tingkat pembajakan di
Indonesia yang mencapai 85 persen dari populasi komputer yang beredar.
Menurut Direktur Senior Worldwide Anti-Piracy Microsoft Corporation,
Keith Beeman, upaya Indonesia dalam menekan pembajakan telah mengalami
kemajuan. Hal ini ditunjukkan dengan keikutsertaan Indonesia dalam
Generalized System for Preferences (GSP), yaitu program pemerintah
Amerika yang menawarkan banyak manfaat bagi negara peserta.
Sebagai informasi, kerugian Indonesia akibat pembajakan piranti lunak
meningkat sebesar US$153 juta atau lebih dari US$280 juta di tahun 2005
dan US $350 juta di tahun 2006. Sedangkan kerugian secara global akibat
penggunaan produk tidak berlisensi 35 persen adalah sebesar US$34
miliar. Di Asia sendiri tingkat pembajakan rata-rata 53 persen atau
turun 1 persen dari 54 persen di tahun 2004.